Islam Mengajarkan : Kuat Fisik, Cerdas Otak,
Mulia Akhlaq
Ketika kita mempunyai anak yang dapat membaca, menulis,
dan berhitung diusia 3-4 tahun pasti kita akan sangat bangga. Memuji berlebihan
bahkan sampai memamerkan kespesialan anak kita kepada orang lain. Padahal, ada
hal penting yang telah kita lewatkan, yaitu perkembangan fisik motorik. Dimana,
fisik motorik ini menjadi pondasi dasar di usia emas untuk mendukung
perkembangan kognitif.
Pernahkah kita melihat anak yang kaku memegang pensil
ketika sedang menulis ? atau anak yang ketika sedang belajar tidak dapat
berkonsentrasi ? inilah bukti nyata perlunya kita untuk mengasah
tersebih dahulu fisik motoriknya agar kognitifnya berkembang dengan optimal.
Fisik motorik adalah kemampuan tubuh untuk menghasilkan
gerakan terkoordinasi antara pusat saraf, urat saraf, dan otot, yang melibatkan
perubahan jasmani atau tubuh dan kemampuan menggerakannya secara bertahap.
Motorik terbagi menjadi 2, yaitu :
1. Motorik kasar, melibatkan penggunaan otot-otot besar di
lengan, kaki, dan tubuh. Penting untuk aktivitas fisik seperti; berjalan,
berlari, melompat, memanjat, menendang, melempar, dll.
2. Motorik halus, melibatkan koordinasi otot-otot kecil pada
jari dan tangan, serta koordinasi mata dan tangan. Penting untuk aktivitas
sehari-hari seperti; menggambar, meronce, menulis, menyikat gigi, mengancingkan
baju, merobek kertas, dll.
Dalam kegiatan sederhana seperti; menendang bola atau
meronce manik-manik bukanlah menjadi permainan semata. Secara tidak langsung
kegiatan tersebut menjadi latihan yang membantu kesiapan otot anak untuk
berkembang lebih kuat. Dengan motorik yang terasah sejak dini, anak akan lebih
siap ketika memasuki tahap belajar kognitif.
Agama Islam memandang manusia secara menyeluruh dari
jasmani, rohani dan akhlak. Rasulullah ﷺ bersabda :
“Mukmin yang
kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah SWT. Daripada mukmin yang lemah.....”
(HR. Muslim)
Dalam hadist ini tidak hanya menekankan pentingnya
memiliki keimanan yang kokoh, tetapi juga mencakup kekuatan fisik. Sehingga,
melatih motorik anak adalah bagian dari pendidikan Islami.
Dibalik melatih motorik anak dengan permainan yang
sederhana kita dapat menanamkan nilai-nilai syariat, seperti; berdoa sebelum
memulai aktivitas, mengajarkan anak menjaga kebersihan setelah bermain,
mengajarkan anak untuk bersabar ketika menunggu giliran saat bermain, menjaga
dan merapikan mainan. Dengan begitu motorik berkembang, kognitif terasah, dan
akhlak pun tertanam.
Tips Melatih Motorik Anak Usia Dini :
- Ajak anak bermain setiap hari. Biarkan mereka berekspresi dengan bebas,
seperti; melompat, memanjat, atau berlari di halaman.
- Sediakan permainan sederhana. Seperti; balok. Puzzle, meronce, menggambar,
atau mewarnai.
- Libatkan nilai Islami. Saat bermain bola, ajarkan tentang kerja sama; saat
meronce, sisipkan doa dan dzikir ringan.
- Jangan terburu-buru ke akademik. Motorik dan kognitif memang sebaiknya
berjalan beriringan, tetapi jangan memaksa anak sebelum mereka siap secara
fisik.
Dengan perkembangan zaman yang serba instan,
seringkali kita ingin anak-anak kita fokus dalam hal akademik sejak kecil.
Padahal segala sesuatu harus melalui proses. Motorik adalah langkah awal yang
harus dibangun, dengan pondasi motorik yang kuat maka kognitif akan lebih mudah
berkembang. Dan dengan pendampingan Islami, akhlak akan tumbuh mulia.
Islam mengajarkan kita untuk menyiapkan
generasi yang kuat fisiknya, cerdas otaknya, dan mulia akhlaknya. Maka, mari
mulai dari hal sederhana dengan memberi ruang anak untuk bergerak, bermain,
berekspresi, dan tumbuh sesuai fitrahnya.